/* ANTI COPY PASTE & KLIK KANAN */ ______________________________________ /* KALKULATOR INVESTASI */ __________________________________ /* DAFTAR KATEGORI */ ________________________

Danantara: Transformasi Pengelolaan Kekayaan Negara Menuju Indonesia Emas 2045

Danantara

Pada 24 Februari 2025, pemerintah Indonesia di bawah Presiden Prabowo Subianto meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara, atau yang lebih dikenal sebagai Danantara. Lembaga ini merupakan terobosan baru dalam pengelolaan aset negara, khususnya dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dengan visi besar untuk menjadi sovereign wealth fund (dana investasi nasional) yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8% per tahun menuju Indonesia Emas 2045.

Dengan mengelola aset senilai lebih dari Rp 14.000 triliun (sekitar 900 miliar dolar AS), Danantara menempatkan dirinya sebagai salah satu entitas ekonomi terbesar di Indonesia. Namun, apa sebenarnya Danantara, bagaimana cara kerjanya, dan apa saja potensi serta tantangannya? Artikel ini akan mengulasnya secara mendalam.

Apa Itu Danantara?

Danantara adalah lembaga yang dibentuk untuk mengelola dan mengoptimalkan aset negara, terutama dari BUMN besar seperti Bank Mandiri, BRI, BNI, Pertamina, PLN, Telkom, dan MIND ID (holding pertambangan). Nama "Daya Anagata Nusantara" mencerminkan ambisi untuk menciptakan kekuatan ekonomi yang berkelanjutan bagi masa depan Indonesia.

Berbeda dengan pendekatan sebelumnya di mana dividen BUMN langsung diserahkan ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk belanja rutin, Danantara mengalihkan dana tersebut ke investasi strategis seperti infrastruktur, energi terbarukan, ketahanan pangan, dan sektor lain yang dianggap memiliki nilai tambah tinggi.

Lembaga ini mengadopsi model sovereign wealth fund yang terinspirasi dari institusi seperti Temasek di Singapura atau Khazanah Nasional di Malaysia. Dengan kata lain, Danantara bertindak sebagai "pengelola kekayaan" yang tidak hanya menyimpan aset, tetapi juga mengembangkannya secara aktif untuk menghasilkan keuntungan jangka panjang bagi negara.

Cara Kerja Danantara

Secara sederhana, Danantara berfungsi sebagai wadah yang mengonsolidasikan aset dan keuntungan BUMN. Dana yang terkumpul kemudian diinvestasikan ke dalam proyek-proyek strategis nasional atau peluang bisnis yang menguntungkan, baik di dalam maupun luar negeri. Pendekatannya meliputi:

  • Konsolidasi Aset: Menggabungkan kepemilikan saham dan aset BUMN di bawah satu pengelolaan terpusat.
  • Investasi Produktif: Menyalurkan dana ke sektor-sektor prioritas yang mendukung pembangunan nasional.
  • Diversifikasi Pendapatan: Mengurangi ketergantungan pada APBN dengan menciptakan sumber pendapatan baru melalui investasi.

Sebagai contoh, jika sebelumnya dividen Pertamina langsung masuk ke kas negara dan habis untuk subsidi atau belanja rutin, kini dana tersebut bisa diinvestasikan kembali—misalnya untuk membangun kilang minyak baru atau proyek energi hijau—yang pada akhirnya menghasilkan keuntungan lebih besar.

Kelebihan Danantara

Danantara membawa sejumlah potensi positif yang bisa menjadi game-changer bagi perekonomian Indonesia:

  • Optimalisasi Aset Negara: Dengan mengelola aset BUMN secara terpusat dan profesional, Danantara memastikan kekayaan negara tidak hanya "diam" atau habis untuk kebutuhan jangka pendek, tetapi dikelola untuk memberikan manfaat maksimal.
  • Peningkatan Daya Saing Global: BUMN yang selama ini sering dianggap lamban atau terlalu birokratis memiliki peluang untuk menjadi lebih kompetitif di pasar internasional, mirip seperti perusahaan swasta besar, berkat strategi investasi yang lebih agresif dan inovatif.
  • Pertumbuhan Ekonomi Jangka Panjang: Investasi di sektor strategis seperti infrastruktur dan teknologi bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, mendukung visi Prabowo untuk mencapai pertumbuhan 8% per tahun.
  • Alternatif Pembiayaan: Danantara memberikan fleksibilitas bagi pemerintah untuk mendanai proyek besar tanpa menambah utang negara atau menguras APBN, menjadikannya solusi yang lebih mandiri.

Tantangan dan Kekurangan

Meski menjanjikan, Danantara juga menghadapi sejumlah tantangan yang tidak bisa diabaikan:

  • Risiko Tata Kelola dan Korupsi: Mengelola aset sebesar Rp 14.000 triliun adalah tanggung jawab besar yang rentan disalahgunakan. Tanpa mekanisme pengawasan yang ketat, ada risiko intervensi politik atau bahkan korupsi, seperti yang pernah terjadi pada kasus 1MDB di Malaysia.
  • Minimnya Transparansi: Publik dan analis ekonomi mengkhawatirkan kurangnya keterbukaan dalam pengelolaan Danantara. Data dari Drone Emprit menunjukkan 60% sentimen di media sosial terhadap Danantara bersifat negatif, banyak di antaranya mempertanyakan akuntabilitas dan potensi penyalahgunaan.
  • Risiko Investasi yang Tidak Produktif: Jika keputusan investasi dipengaruhi oleh faktor politik alih-alih analisis ekonomi yang matang, dana besar tersebut bisa terbuang sia-sia pada proyek yang tidak menguntungkan.
  • Dampak pada Stabilitas Ekonomi: Konsolidasi utang dan aset BUMN di bawah Danantara bisa meningkatkan sovereign risk atau persepsi risiko negara di mata investor internasional. Jika tidak dikelola dengan hati-hati, ini dapat memengaruhi biaya pinjaman dan stabilitas ekonomi nasional.

Harapan dan Langkah ke Depan

Danantara adalah langkah berani yang menunjukkan ambisi Indonesia untuk tidak hanya menjadi negara berkembang, tetapi juga kekuatan ekonomi global. Namun, keberhasilannya akan sangat bergantung pada tiga pilar utama: tata kelola yang baik, transparansi, dan profesionalisme.

Pemerintah perlu memastikan bahwa Danantara diawasi oleh lembaga independen seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atau Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), serta melibatkan tenaga ahli yang kompeten dan bebas dari konflik kepentingan.

Di sisi lain, publik juga perlu diedukasi tentang manfaat jangka panjang Danantara agar kepercayaan terhadap lembaga ini meningkat. Jika dikelola dengan benar, Danantara bisa menjadi fondasi yang kuat bagi Indonesia untuk mencapai kemakmuran di masa depan. Namun, jika gagal, ia berpotensi menjadi beban baru yang memperburuk kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Penutup

Danantara adalah cerminan dari visi besar Indonesia di era baru. Dengan aset triliunan rupiah di tangan dan mandat untuk mengubahnya menjadi kekuatan ekonomi, lembaga ini memiliki peluang sekaligus risiko yang sama besarnya. Apakah Danantara akan menjadi tonggak sejarah menuju Indonesia Emas 2045 atau justru menjadi pelajaran mahal tentang tata kelola, waktu yang akan menjawab. Yang pasti, perjalanan Danantara baru saja dimulai, dan mata dunia termasuk masyarakat Indonesia sedang tertuju padanya.

Ulfan R. Ake
Ulfan R. Ake Facebook : fb.com/ulfanake