Menyelami Saham GOTO: Perjalanan, Kinerja, dan Peluang di 2025
![]() |
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) adalah raksasa teknologi Indonesia yang lahir dari merger Gojek dan Tokopedia pada Mei 2021. Perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 April 2022 melalui penawaran umum perdana saham (IPO) dengan kode saham GOTO.
Sejak debutnya, saham GOTO telah menjadi pusat perhatian investor, menawarkan kombinasi potensi pertumbuhan tinggi dan volatilitas yang signifikan. Artikel ini mengulas perjalanan saham GOTO, kinerja terbaru, serta prospeknya ke depan berdasarkan data hingga 10 Maret 2025.
Awal Mula dan IPO GOTO
GOTO memulai perjalanan di pasar modal dengan IPO pada harga Rp 338 per saham, mengumpulkan dana Rp 13,7 triliun dari penjualan 40,6 miliar saham.
IPO ini menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia pada 2022, dengan valuasi awal melebihi Rp 400 triliun, menjadikan GOTO sebagai emiten teknologi terdepan di BEI.
Visi untuk menjadi "super app" yang mengintegrasikan layanan transportasi, e-commerce, dan finansial digital yang menarik minat investor global.
Namun, pasca-IPO, saham GOTO menghadapi tekanan besar. Sentimen pasar global yang melemah terhadap saham teknologi, ditambah kerugian operasional yang berkelanjutan, menyebabkan harga sahamnya anjlok.
Pada Desember 2022, saham GOTO sempat menyentuh titik terendah Rp 93, turun 72,32% dari harga IPO, mencerminkan tantangan awal yang dihadapi perusahaan.
Kinerja Terkini (Maret 2025)
Hingga 10 Maret 2025, saham GOTO menunjukkan tanda pemulihan yang kuat. Pada penutupan perdagangan 7 Maret 2025, saham GOTO berada di level Rp 86, naik 4,88% dalam sehari, didukung oleh sentimen positif di pasar.
Pekan pertama Maret 2025 mencatatkan penguatan IHSG sebesar 5,83%, dan GOTO menjadi salah satu saham teknologi yang ikut menguat.
Pada 10 Maret 2025, analis dari CGSI Indonesia merekomendasikan "Spec Buy" untuk GOTO dengan support di Rp 84 dan potensi kenaikan jangka pendek ke Rp 88-90, selama tidak tembus di bawah Rp 82.
Katalis utama penguatan ini adalah keputusan JP Morgan pada 4 Maret 2025 untuk menaikkan peringkat saham GOTO dari "Neutral" menjadi "Overweight", dengan target harga baru Rp 95 (sebelumnya Rp 75).
JP Morgan optimistis terhadap strategi efisiensi GOTO yang berhasil menyeimbangkan pertumbuhan dan profitabilitas.
Mereka memperkirakan EBITDA disesuaikan untuk 2024 mencapai Rp 173 miliar, dengan potensi kejutan positif pada laporan keuangan kuartal IV/2024 yang akan dirilis pada 12 Maret 2025.
Faktor Penggerak Saham GOTO
- Efisiensi Operasional
GOTO telah memangkas biaya operasional secara signifikan, termasuk pengurangan tenaga kerja dan optimalisasi layanan. Langkah ini membawa EBITDA ke zona positif, meningkatkan kepercayaan investor. - Pertumbuhan Ekosistem
Ekosistem GOTO—yang meliputi Gojek (transportasi dan logistik), Tokopedia (e-commerce), dan GoTo Financial (layanan keuangan seperti Gopay)—terus mencatatkan peningkatan Gross Merchandise Value (GMV) dan volume transaksi. Kampanye Ramadan 2025, seperti "Mau Ramadan Full Pakai Gojek", diperkirakan akan mendongkrak aktivitas pengguna. - Sentimen Investor Asing
Pekan pertama Maret 2025 mencatat aliran dana asing yang besar ke saham GOTO, menjadikannya salah satu saham favorit investor asing di BEI. Penguatan ini sejalan dengan optimisme terhadap saham teknologi di tengah kenaikan IHSG. - Kebijakan Ekonomi Makro
Stabilitas suku bunga Bank Indonesia dan ekspektasi penurunan suku bunga global mendukung minat investor pada saham growth seperti GOTO.
Tantangan yang Masih Ada
Meski menunjukkan pemulihan, GOTO belum sepenuhnya bebas dari risiko:
- Persaingan Industri: GOTO bersaing ketat dengan Shopee, Lazada, dan Grab di berbagai segmen bisnisnya.
- Volatilitas Global: Ketidakpastian ekonomi global, termasuk potensi perubahan tarif perdagangan di era kepemimpinan Donald Trump, dapat memengaruhi saham teknologi di pasar berkembang.
- Profitabilitas Penuh: Meski EBITDA membaik, GOTO masih mencatatkan kerugian bersih, yang menjadi perhatian investor jangka panjang.
Prospek ke Depan
Analis pasar, termasuk JP Morgan, optimistis bahwa GOTO dapat mempertahankan momentum positif di 2025, terutama jika laporan keuangan 2024 (dirilis 12 Maret 2025) menunjukkan hasil di atas ekspektasi.
Fokus pada efisiensi dan ekspansi ekosistem digital diperkirakan akan memperkuat posisi GOTO sebagai pemimpin teknologi di Indonesia.
Dalam jangka pendek, saham GOTO memiliki potensi kenaikan ke Rp 88-90, sebagaimana prediksi CGSI, dengan resistensi kunci di Rp 95 sesuai target JP Morgan.
Bagi investor ritel, saham GOTO menawarkan peluang spekulatif dengan volatilitas tinggi, namun juga risiko yang tidak kecil. Rilis laporan keuangan mendatang menjadi momen krusial untuk menilai arah saham ini.
Investor disarankan untuk memantau perkembangan pasar dan melakukan riset mendalam sebelum mengambil keputusan.
Kesimpulan
Dari euforia IPO hingga titik terendah di 2022, saham GOTO kini memasuki fase pemulihan yang menjanjikan pada Maret 2025. Dukungan dari strategi bisnis yang lebih efisien, sentimen pasar yang membaik, dan rekomendasi positif dari JP Morgan menjadikan GOTO sebagai salah satu saham teknologi yang patut diperhatikan.
Namun, tantangan persaingan dan volatilitas pasar tetap menjadi faktor yang perlu diwaspadai. Bagi yang ingin berinvestasi, timing menjelang rilis laporan keuangan 12 Maret 2025 bisa menjadi peluang strategis, dengan catatan bahwa keputusan investasi sepenuhnya bergantung pada toleransi risiko masing-masing individu.
Untuk perkembangan terbaru, pantau laporan resmi GOTO dan berita pasar saham.